Senin, 15 April 2013



 MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK

Menentukan harga jual produk sering memusingkan pengusaha. Padahal harga produk penting dan menyumbang keberhasilan bisnis. Apalagi dalam bisnis penjualan barang. Selain berpengaruh terhadap profit, juga terhadap daya saing atas kompetitor.
Banyak metode untuk menentukan harga jual produk. Artikel ini hanya menguraikan dua di antara metode yang ada, karena paling banyak digunakan. Yakni pendekatan biaya (Cost Oriented Pricing), dan pendekatan pasar atau pesaing (Competition Oriented Priching).
Dengan metode yang pertama, harga jual produk ditetapkan melalui biaya-biaya produksi barang dan menambahkan persentasi tertentu sebagai laba. Ada tiga kelompok dalam metode ini. Yakni (1) Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing Method); (2) Metode Penetapan Harga Mark-Up (Mark–Up Pricing Method); dan (3) Target Pricing.
Metode Penetapan Harga Biaya-Plus
Dengan Metode Penetapan Harga Biaya-Plus, harga jual per unit produk dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin yang dikehendaki pada unit tersebut.
Rumusnya: Biaya Total + Marjin = Harga jual
Contoh, usaha katering mendapatkan order 200 porsi pada acara pernikahan. Biaya diperkirakan Rp 5.000.000, dengan rincian sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp 2.500.000
Biaya tenaga kerja Rp 1.500.000
Biaya lain-lain Rp 1.000.000
Jika menginginkan laba 30% dari biaya total, perhitungannya: Rp 5.000.000 + (30% x Rp 5.000.000) = Rp 6.500.000. Jadi, harga setiap porsi Rp 32.500.
Metode Penetapan Harga Mark-Up adalah variasi lain dari metode Cost Plus. Perhitungannya hampir sama. Hanya perbedaannya, metode ini diterapkan pada produk yang dibeli untuk dijual kembali tanpa memerlukan proses lebih lanjut. Sedangkan pada metode Cost Plus, produk dibuat sendiri kemudian dijual. Metode ini banyak dipakai oleh pedagang perantara.
Formulanya: Harga Jual = Harga Beli + MarkUp
Mark up merupakan kelebihan harga jual produk di atas harga beli. Keuntungan diperoleh dari sebagaian mark up. Selain itu pedagang juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang diambilkan dari sebagian mark up.

Contoh: toko tas membeli sebuah tas Rp 100.000/buah, dengan keuntungan ditentukan Rp 50.000. Harga jual: Rp 100.000 + Rp 50.000 = Rp 150.000. Keuntungan diperoleh dari mark-up. Mengapa hanya sebagian? Seperti dijelaskan sebelumnya, terdapat biaya lain-lain yang harus diambil sebagian dari mark up.
Dengan metode Target Pricing, harga ditetapkan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) yang diinginkan.
Formulanya:
Metode Pasar atau Pesaing
Harga jual produk ditetapkan berdasarkan harga produk pesaing. Tidak didasarkan unsur biaya. Harga-lah yang menentukan biaya produk. Metode ini ditetapkan agar harga jual produk tidak lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
Dengan metode ini, harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternative. Yakni: (1) Sama dengan harga produk pesaing; atau (2) Lebih rendah daripada harga produk pesaing; atau (3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
Metode penetapan harga jual produk yang kita bicarakan ini mempersempit rentang harga produk yang harus dipilih perusahaan untuk menentukan harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor lain. Yaitu penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan, dan pengaruh harga terhadap pihak-pihak lain.